Akal-akalan Tuhan, Kasihan Para Pujangga, Pemimpin tak Perlu Dipilih
Oleh : Abaro Robby
(Untuk 12 tahun BangbangWetan)
Akal-akalan Tuhan
Laut yang terlihat biru
Itu kan cuman akal-akalan Tuhan
Biar kita yang rapuh tak selalu murung lesu
Langit yang berubah-ubah warna
Itu kan cuman akal-akalan Tuhan
Agar hati kita yang merasa
Tak terpaku oleh apa yang ada
Angin yang tak terlihat
Itu kan cuman akal-akalan Tuhan
Agar saat otak kita sehat
Kita berusaha keras berbagi manfaat
Daun yang gugur
Itu kan akal-akalan Tuhan
Agar kita yang ingin membaur
Tak punya sifat takabur
Awan yang gelap
Itu kan akal-akalan Tuhan
Agar kita yang sedang kalap
Tak lupa berikan maslahat daripada jadi biadab
Hujan yang turun
Itu kan akal-akalan Tuhan
Agar tangis yang tersusun
Tak lupa tumbuhkan kebijaksanaan yang anggun dan santun
Angkasa yang terasa hampa
Itu kan cuman akal-akalan Tuhan
Agar saat kita yang bodoh ini lupa
Terpana akan hal indah tak harus menyatu dengannya
Dan aku harap
Dirimu yang kerap bergandengan tangan dengannya juga akal-akalan Tuhan
Agar yang merindukanmu tanpa melihatmu
Mengasihimu dengan mendoakanmu
Memujimu tanpa menyentuhmu, sepertiku
Jadi yang terbaik untukmu, kelak di ujung hidupmu
– Buku yang tak pernah kubaca
Kasihan Para Pujangga
Kasihan para pujangga
Hidupnya tak terarah
Pendidikannya hanya lewat suara bumi yang angin sapa
Kasihan para pujangga
Hidupnya tak berarti
Saat tulisannya yang rapih penuh esensi
Dihujat karena tak mengikuti masa kini
Kasihan para pujangga
Jerit tintanya yang membahas rasa
Kalah dengan berita yang mengadu domba
Kasihan para pujangga
Penghasilannya tak melimpah
Padahal otaknya terus ia pompa untuk bekerja
Tak seperti pengusaha
Yang hanya perlu tanda tangan
Kalau mau merusak lingkungan
Demi kepentingan
Kasihan para pujangga
Puisinya yang penuh intuisi
Mengingatkanku tentang berbagi
Terhalang berita pemuda gila yang mengejar kuasa
Dengan tega tanpa melihat apa dan siapa
Kasihan para pujangga
Dia terus saja kalah dengan berhala berwujud manusia
Dengan nabi baru yang tak diakui tapi diikuti
Dengan ajaran pembenci yang ditaati
Kasihan para pujangga
Sungguh kalau bukan pemahamannya
Tentang menerima
Dia pasti sudah gila
Membunuh dirinya atau kecoak-kecoak di selempitan istana
Kasihan para pujangga
Sungguh kalau bukan makna yang ia hidupkan
Budi pekerti sudah ia tanggalkan
Pasti ia bumi hanguskan gedung-gedung
Pencakar langit yang menyakiti awan
Kasihan para pujangga
Tangisnya senyap
Di tengah gemerlap dunia biadab
Kritiknya tentang kuasa tak terdengar
Karena sibuknya mereka dengan hingar bingar pujian dunia luar
Kasihan para pujangga
Budaya ia jaga
Martabat ia jaga
Maslahat ia jaga
Di tengah penguasa dan pengusaha
Yang tak ada bedanya
Karena harta telah butakan mata mereka
Ambil alih sana sini, buat kontroversi alihkan visi
Bodohnya kami ini, mereka dipilih dan disumpah untuk negeri melalui jari-jari kami sendiri
Kasihan para pujangga
Ungkapannya tentang Tuhan
Ditentang dicekal atas nama pemahaman yang harus seragam
Seolah Tuhan itu sempit dan dangkal
Kasihan para pujangga
Ribuan tawa yang ia harap tercipta saat ekspresinya dibaca
Pupus dengan infus pemampus karya politikus rakus tak tahu mulut tak tahu anus
Kasihan para pujangga
Sungguh kita telah banyak menutup mata
Menutup kata demi kata
Menyusun rencana tanpa musyawarah
Dan menghewankan para manusia
Kasihan para pujangga
Perannya yang menghibur
Dianggap ngelantur tak bisa diatur
Bangsa ini semakin jongkok dan mundur
Kasihan para pujangga
– Buku yang tak pernah kubaca
Pemimpin tak Perlu Dipilih
Pemimpin tak perlu dipilih
Dia tak perlu mengambil alih cuma butuh memadu kasih sembuhkan perih.
Ia tak perlu dibela
Ia bukan berhala yang diam tak bernyawa, tak bersuara dan tak berdusta.
Dia bisa bernyawa, bersuara, dan berdusta
Pemimpin tak perlu dipilih
Koalisi mereka penuh aksi tak perlu reaksi berlebih
Kau tahu
Kita lebih utama dari drama adu penalti kebijakan mereka
Yang untung-untungan
Kayak sabung ayam jalanan.
Pemimpin tak perlu di pilih
Ia tak perlu kontroversi
tundukkan konstitusi dengan ambisi materi
Pemimpin tak perlu dipilih
Kecuali kau tak tahu lagi bedakan manusia dengan sapi
– Buku yang tak pernah kubaca
Abaro Robby. Seorang pejuang dalam cobaan penyakit yang Allah Swt. sengaja khususkan. Namun penyakit tak membuat saya berhenti berkarya melalui keresahan yang sering saya tulis. Silakan cek instagram @abarorobby_ untuk lebih mengenal saya.