Metaforatma

Buah Kesadaran Universal; Setitik Serapan dari Forum BangbangWetan

Semakin hari, manusia menunjukkan bukti-bukti tindakannya jauh dari apa yang disebut manusia. Manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Maha Kuasa nyatanya tidak sedikit yang mendayagunakannya untuk menghancurkan kemanusiaan: penganiayaan, perampasan, penguasaan serta penyiksaan yang dilakukan oleh penganut agama tertentu kepada penganut agama lain.

Manusia semakin membuat jarak terhadap sesama. Agama tidak dijadikan sebagai jalan untuk menemukan kesadaran hidup bersama, malah sebaliknya dijadikan alat pembuat sekat di dalam kehidupan. Agama dijadikan alat untuk pembenaran pendapatnya dan menyalahkan yang lain: memunculkan konflik, pertengkaran, permusuhan, toh pada dasarnya dapat dipastikan seluruh permasalahan itu terdapat kepentingan di baliknya. Manusia berlomba-lomba memperkaya diri, ingin dipandang, ingin dikenal baik. Mereka melayani tuannya yang bernama nafsu. Orientasi hidupnya adalah keuntungan untuk diri sendiri, meskipun dalam pelaksanaannya harus menyingkirkan sesama saudara yang mengganggu jalan.

Sedikit usul dari manusia untuk manusia, 2 buah pertanyaan fundamental yang semoga mengantarkan pada kesadaran universal. Bahwa seluruh makhluk, termasuk terdapat manusia di dalamnya, sesungguhnya adalah bersaudara. Maka sebagaimana perilaku atau akhlak kita terhadap saudara sesama makhluk adalah saling menyelamatkan, bukan hanya kepada manusia, juga kepada batu, gunung, udara, es, rumput, hewan, dan seluruh makhluk ciptaanNya. Pertanyaan itu adalah, “Adakah manusia tercipta oleh selain Allah?”. Jika engkau manusia beragama,  mohon sedikit saja menggunakan nalar. Saya ajukan pertanyaan kedua ini padamu, “Sama atau berbedakah Tuhan yang kita sembah?”. Kita bersama sepakat, bahwa Tuhan tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan kepada kita untuk saling bermusuhan, bukan? Maka, apa yang membuat manusia tega berbuat aniaya dan kerusakan di bumi ini karena manusia kehilangan kesadaran universal sesama makhluk. Pada fakta dan kejadian besar akhir-akhir ini manusia sungguh kehilangan kesadaran itu, bahkan untuk sekedar tahu saja masih bisa dikatakan tidak.

Mereka diperdaya oleh kepintarannya, pencapaian pengetahuan, dan temuan-temuan gagasan yang menghasilkan kemajuan teknologi begitu pesat abad ini. Mereka lupa, ketinggian ilmu yang tidak disertai dengan kesadaran ilahi akan membuat manusia terjerumus dalam kesombongan yang mengantarkan pada kekafiran, sebab kepandaian dan ilmu diakui sebagai miliknya, bukan karena sebab rahmat dan nikmat yang Allah titipkan kepadanya.

Kecerdasan tanpa kesadaran akan membuat manusia diselimuti rasa khawatir, resah dan gelisah. Maka, mata dan telinganya terlatih membaca benar dan salah, baik dan buruk. Produk sikap yang dihasilkan adalah menyalahkan orang lain dan menganggap jelek yang berbeda dengannya. Ia seperti hidup dalam kegelapan yang ia sangka terang benderang, sebab ia kehilangan kesadaran dan kesadaran itu sendiri adalah cahaya Allah yang memimpin salah satu alam ciptaanNya. Semoga kita semua termasuk tergolong hamba Allah yang mendapatkan rahmat dan nikmat, sehingga senantiasa bersikap lembut terhadap seluruh makhlukNya, juga mendapat ridho Allah.

 

Oleh : Fajar Akmal R. 

Pemuda kelahiran Jombang, bisa dihubungi di: fajarakmal165@gmail.com