Berita

Demi Bershalawat, Jarak Bukanlah Aral

Bagi sebagian Jamaah Maiyah yang berdomisili di Surabaya, malam ini hanyalah malam mauludan biasa. Di beberapa masjid dan mushola tentu saja petang tadi sudah terdengar banyak lantunan shalawat-shalawat dengan segala tradisi yang disuguhkan untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad Saw., yang jatuh pada hari ini, 20 November 2018.

 

Sejalan dengan hal tersebut, rutinan Rolasan, seperti namanya, yang biasa digelar menjelang BangbangWetan, yaitu pada setiap tanggal 12 kalender hijriah, malam ini pun berlangsung. Malam Rolasan yang sudah dilaksanakan sejak 2009 ini, awalnya digagas oleh Pak Mitro, (Alm.) Pak Ndut (Alm.), dan Mas Rahmad. Inisiatif tersebut muncul atas keinginan Mbah Nun, yang pernah disampaikan pada suatu kesempatan di Maiyah, “Pengen, rek, onok sholawatan. Tanpa ngomongno opo-opo.

Di samping bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi, malam ini terasa sangat istimewa karena begitu banyak jamaah yang hadir daripada malam-malam Rolasan biasanya. Sekira pukul sebelas malam, jamaah mulai merapat ke lokasi yaitu Masjid Sakinah di kompleks Balai Pemuda. Malam yang sejuk ditambah langit yang tetap cerah meski sempat ditutupi awan mendung sore tadi mengundang kehadiran para jamaah.

 

Salah satu jamaah yang hadir, Mas Ahmad Karim, mengaku baru saja kemarin mengikuti Mocopat Syafaat di Yogyakarta dan terbang ke Surabaya untuk mengikuti malam Rolasan kali ini. Ini bukan soal kerelaan memangkas jarak dan menghabiskan tenaga, tapi soal kesempatan. Barangkali ini juga perkara misteri, mengapa seseorang diperjalankan dalam waktu singkat, dari jarak yang tidak dekat.