Kolom Jamaah

Di Balik Layar

 

Oleh : Yopi Delanurai 

Petinggi organisasi hitam itu tidak ada yang pernah tahu siapa dia sebenarnya, identitasnya dan apa saja rencana gerakan-gerakan ambisi selanjutnya. Sekian lama tak pernah menampakkan dirinya. Hanya sesekali dipanggil ‘Orang itu’ dalam beberapa episode oleh para eksekutor yang ikut bersembunyi dalam rencana berseri-seri cerita ini. Dia kemungkinan berkamuflase sebagai sosok familiar dengan skenario ke depan yang sudah matang.

Seolah seperti institusional, bos itu memilki beberapa partner dengan kepentingan yang sama, lalu untuk merealisasikan rencananya memakai eksekutor yang sama halnya tersembunyi dari public juga, para eksekutor masih mempunyai bawahan lagi sampai jajaran paling bawah dan paling rendah sebagai boneka yang bergerak atas hasil komposisi terstruktur kasat mata melalui pemegang keputusan, kebijakan, public figure, agama, aktivis, media, teknologi informasi, organisasi, sistem pendidikan, struktur ekonomi pasar, dst yang menjadikan pikiran kita kacau dan tak sanggup membedakan kanan kiri benar salah baik buruk.

Cerita yang ditampilkan semakin klimaks tetapi belum ada tanda-tanda akan kemunculan sosok mengerikan ini. Seandainya pun suatu saat pasti topengnya akan tersingkap maka tamatlah cerita berseri ini, atau setidaknya menjadi pertanda besar cerita akan segera berakhir sebentar lagi.

**

Jadi musuh kita manusia ada di dalam diri yaitu ketidak tahuan secara pasti. Dan kepastian hanya tunduk kepada Tuhan, sehingga manusia menerka, berijtihad, meneliti, berpendapat, berbangsa dan bersuku supaya saling mengenal. Justru keterbatasan dalam pencarian kepastian itulah menjadikan manusia yang benar-benar manusia. Lalu menjadi sebab kenapa diturunkan firman firman Tuhan yang tertulis melalui Muhammad.

Beliau Muhammad mengalami kegalauan-kegalauan luar biasa dari hari ke hari bulan ke bulan tahun ke tahun sebelum beliau berusia 40 tahun. Padahal beliau belum dilempari batu oleh suku thaif, belum dimusuhi ataupun diteror oleh suku qurais tetapi sangat galau melihat di depan mata sehari-hari orang-orang semakin melampaui batas, kecurangan jual beli, tak punya batasan dan pegangan hidup selain mengonsepkan benda mati sebagai Tuhan. Beliau sendiri sangat kebingungan harus berbuat apa, mengadu kepada siapa, sampai akhirnya memutuskan untuk mengasingkan diri dari hiruk pikuk aktifitas manusia dengan bertapa di goa sampai akhirnya Tuhan mengirimkan malaikatNya dengan membawa firman kepada beliau Muhammad.

Beliau multifungsi, berada dibalik maupun di depan layar perjuangan. Untuk abad 21 ini, kita menikmati hasil jerih payah beliau di balik layar waktu, sedangkan 14 abad silam beliau di depan layar berjuang bersama kekasih-kekasih Tuhan dalam keadaan lapar dahaga. Kita sedikit sekali berjuang atau sama sekali tidak berjuang kecuali saling memperjuangkan kepentingan pribadi, itupun parameternya berhasil atau tidak berhasil. Itupun dalam keadaan perut kekenyangan.

Sungguh kasihan beliau, sepeninggalnya beberapa saat langsung timbul perselisihan dan muncul benih-benih di balik layar pencipta perselisihan yang kemungkinan hingga detik ini tiada lelah turun temurun menebarkan boneka-bonekanya seantero dunia. Mereka takut akan kemunculan muhammad muhammad yang baru tentunya dalam konsep perilaku beliau, akhlak beliau, kesatriaan, keadilan, kebenaran, kedekatan dengan Tuhan. Oleh karena itu “bos-bos” tersembunyi itu memanfaatkan kelemahan manusia berupa ketidaktahuan sebagai jebakan dengan kemasan menarik padahal isinya busik, justru yang kemasan busuk isinya menarik, kemudian menyimpul talikan para boneka untuk membikin aturan-aturan, wacana, pola pikir yang sempit yang menduniawi, yang terkotak kotak, yang saling menuduh, yang berakibat seringnya menyalahkan sesuatu yang ada di depan mata tanpa melihat kemungkinan sebab-sebab yang belum diketahui.

Ramai berdebat di sosmed mempersoalkan ini itu anu tanpa berani berhadapan fisik langsung. Riuh memadati jalanan menuntut pembebasan aturan yang sewenang wenang dengan membiarkan tiang tiang plang berisi aturan bodoh tetap kokoh berdiri. Ingin sekali saat santai begini malam-malam saya corat coret atau saya patahkan tiang plang bertuliskan “aturan pengemis” tetapi apa daya, mending langsung memberi kepada pengemis walaupun ada atau tidak plang aturan itu.

Akan tetapi sebodoh bodohnya boneka pembuat aturan dan wacana-wacana sempit, jauh lebih bodoh lagi adalah para bos-bos di balik layar itu, mungkin kita tak perlu tahu siapa mereka tapi itu ada entah dalam wujud manusia, iblis, atau dajjal. Kebodohan mereka apa? Tidak menyadari bahwa ada Tuhan Yang Meraja, ada Raja Yang Ilahinnas .

– Penulis bisa ditemui di : yopidelanuari@gmail.com