Reportase

MUPUS ( REPORTASE BANGBANGWETAN )

 

BangbangWetan Januari 2017

“MUPUS”

1 • MUPUS DAN PUPUS

Diskusi yang segar berlangsung pada Sabtu (14/1) di Halaman Kompleks Taman Budaya, Cak Durasim, Surabaya. Sesegar bau hujan gerimis tipis yang tengah turun malam itu. Backdrop panggung didominasi warna hijau muda bertuliskan tema ‘Mupus’, semakin mempertegas kesegaran suasana.

Apakah makna kata ‘Mupus’? Apa bedanya dengan ‘Pupus’? Umpan telah dilempar, demi mengail pemahaman yang masih tersimpan di kedalaman lubuk Jannatul Maiyah (JM). Namun tampaknya, para Jannatul Maiyah masih gamang dalam memberikan jawaban.

“Mupus itu titik di mana kita pasrah kepada Allah setelah melakukan yang terbaik. Tetapi, masih menyisakan optimisme akan tumbuhnya tunas baru yang akan berkembang lagi. Namun, jika situasi yang kita hadapi tidak mengalami perbaikan, adakah yang hal lain yang bisa kita lakukan, atau cukup dengan mengutuk keadaan?” Mbak Viha memberikan pemantik awal.

“Mupus dan pupus adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Dalam suatu video, saya pernah menjumpai kalimat: dipupus saja supaya mupus. Pupus adalah sikap ke dalam diri, sedangkan mupus adalah sikap keluar diri yang harus dipasrahkan kepada Allah. Sebab, mupus adalah wilayahNya.” Mas Hari menambahkan bahan untuk diolahpikirkan.

Para penggiat tampak dengan telaten menuntun para Jannatul Maiyah untuk merumuskan pemahaman mereka sendiri. Tidak melulu disuapi dan didikte. Inilah salah satu perbedaan proses pendidikan Maiyah dibandingkan dengan proses pendidikan pada umumnya.

Suasana diskusi yang tadi cenderung adem ayem, berubah riuh penuh gelak tawa, ketika pembahasan tema dibungkus dengan topik pengalaman percintaan. Diskusi pun berjalan lebih dinamis.

Setelah digali sekian lama, ternyata rata-rata JM sudah pernah mengalami pupus dan mupus tanpa mereka sadari. Akhirnya, JM pun mengambil kesimpulan sederhana. Pupus berarti putus; sedangkan mupus berarti tumbuh lagi, seperti tanaman.

Mas Amin memberikan penguatan berdasarkan sebuah prinsip yang dikenalkan Cak Nun: ‘matilah kamu di tiap harimu, dan hiduplah kamu kembali’. Menurut Mas Amin, prinsip tersebut menggambarkan proses kelahiran.

“Kalau bisa, setiap detik kamu mati, lalu hidup lagi, tumbuh lagi. Jadi pikiranmu selalu beregenerasi; selalu muda, selalu sejuk, segar; menumbuhkan tunas-tunas baru, sehingga menghindarkanmu dari penyakit 3C. Cendhek-Ciut-Cethek.”

2 • KESADARAN BER ‘ MEDIA SOSIAL ‘

Sebelum Mas Sabrang MDP dan Kyai Muzammil naik ke atas panggung, ada beberapa pesan penting dari Pak Dudung dan para penggiat lain, mengenai kedewasaan dalam bermedia sosial.

JM pasti telah mengetahui, bahwa nama serta simbol-simbol Cak Nun dan Maiyah kerap kali disalahgunakan. Mulai dari berita beraroma adu domba antara Cak Nun dengan kelompok tertentu, ketidaksesuaian antara judul dan isi berita tentang Cak Nun dan Maiyah, fenomena ‘sop buntut’ berjudul provokatif, akun palsu yang mengatasnamakan Cak Nun, dan lain-lain.

Bila JM menemui hal-hal di atas, diharapkan untuk menyikapi dengan lebih cermat dan cerdas. Tidak bersikap reaktif dalam meng-counter. Berdasarkan pengalaman, sikap reaktif malah akan membuat suatu berita semakin viral, membesar, dan lebih banyak dibaca orang. Sebaliknya, sikap menahan reaksi akan membuat berita tersebut lebih cepat tenggelam dan dilupakan orang.

Jika merasa harus berkomentar atau membuat status yang berkaitan dengan Cak Nun dan Maiyah, gunakanlah bahasa yang baik dan perhatikan batas-batasnya.

Gerimis semakin mengantar suasana romantis dalam majelis BbW malam itu. Mas Sabrang MDP dan Kyai Muzammil yang sudah berada di ruang transit diundang oleh Mas Amin untuk naik ke atas panggung. Memberikan keilmuan-keilmuan tentang tema malam itu “Mupus”. Mbak Viha dan Mas Hari memberikan pengantar terlebih dahulu untuk menghantarkan pembahasan kepada Mas Sabrang MDP dan Kyai Muzammil.

3 • PERSPEKTIF TUHAN dan MANUSIA

Kyai Muzammil mengawali dengan menjabarkan persoalan perspektif untuk melihat melihat sesuatu. Kyai Muzammil mencontohkan tentang sebagian besar masyarakat Indonesia berkiblat kepada barat dalam banyak hal. Pendidikan adalah salah satunya.

Ada dua perspektif dalam memandang sesuatu. Perspektif manusia dan Tuhan. Perspektif manusia tidak mengikutsertakan sisi lain dalam memandang segala sesuatu, hanya memandang sesuatu satu hal yakni dirinya sendiri. Orang Barat sering menganggap segala sesuatu menggunakan perspektif manusia. Dalam perspektif Tuhan, manusia tak perlu mupus karena segala sesuatu yang dilakukan berdasarkan kehendak Allah. Ada suatu ungkapan ‘baik menurut Allah, tidak baik menurut kita.’ Kalau manusia berpikirnya berdasarkan perspektif Tuhan, maka hasilnya adalah kebaikan. Inilah penerapan dari kedua perspektif yang disampaikan oleh Kyai Muzammil. Inilah yang selalu diterapkan dalam diri JM ke dalam dirinya masing-masing. Berkaitan kedua perspektif ini, Kyai Muzammil mencontohkan pertemuan antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS.

Masih menyambung tentang perspektif, Kyai Muzammil kemudian melanjutkan dengan mengambil rujukan dari kitab Al-Hikam yang ditulis oleh Ibnu Atho’illah, “Jangan sampai terlambatnya pemberian Allah padahal kamu terus-menerus berusaha menyebabkan kamu putus asa. Karena Allah sudah menjamin akan mengabulkan apa yang kamu minta, hanya saja yang diberikan adalah pilihan Allah kepadamu, bukan apa yang kamu pilih untuk dirimu dalam waktu yang Allah kehendaki, bukan yang kamu kehendaki.” Sadar akan pemberian Allah berdasarkan pilihanNya adalah salah satu penerapan memandang dengan perspektif Allah.

Kyai Muzammil menambahkan bahwa perspektif manusia berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Beliau kemudian mencontohkan perbandingan antara Nabi Sulaiman AS dan Nabi Ayub AS yang kehidupannya sangat bertolak belakang namun keduannya adalah utusan dan kekasih Allah. Selain itu kisah Nabi Isa AS dan Maryam juga diceritakan sebagai perbandingan tentang perspektif Allah yang juga berarti mupus.

Kyai Muzammil mengambil pernyataan dari Cak Nun dalam membagi kebenaran. Ada tiga macam kebenaran. Benar menurut diri sendiri, benar menurut orang banyak, dan benar menurut Allah. Orang Barat sering mengukur kebenaran berdasarkan benarnya sendiri dan benarnya orang banyak atas dasar ilmu pengetahuan tanpa menyertakan kebenaran Allah. Dunia modern pun saat ini berpikiran benarnya sendiri dan benarnya orang banyak. Yang muncul kemudian adalah kebenaran versi si A dan kebenaran versi si B, dan keduannya dipertentangkan dengan kengototannya masing-masing.

Mas Sabrang langsung merespon tentang ketiga bentuk kebenaran. Ketiga bentuk kebenaran tersebut ada dan nyata. Pertanyaannya adalah “kebenaran siapa yang berlaku?” demikian pertanyaan awal Mas Sabrang untuk menggiring pengetahuan para JM.

Menyinggung tentang asal muasal pendidikan, Mas Sabrang mengungkapkan bahwa pesantren berasal dari santri. Santri berasal dari asal kata sastri, sastri adalah orang yang mengeluarkan sastra, sedangkan sastra sendiri berarti seni. Seni adalah puncaknya ilmu. “Tingkat tertinggi dari ilmu adalah ketika kamu melihat ilmu sebagai keindahan (seni).” Tempat untuk menuntut ilmu adalah asram yang berarti tempat untuk melelahkan diri. Saat ini berkembang menjadi asrama. Metodologi pesantren zaman dalulu adalah upanisat yang berarti bersimpuh di kaki Sang Guru. Kemudian pesantren berkembang dan hingga kini yang paling dominan adalah sisi agamanya.

4 • KESADARAN AKTOR dan KESADARAN SUTRADARA

Mupus adalah salah satu teknologi tercanggih dari peradaban Jawa. Untuk memahami kecanggihan mupus, kita harus berpikir berurutan dari “belakang”. Mas Sabrang kemudian memberikan satu kasus. Seseorang dihina karena fisiknya. Contohnya pesek, mrongos, dll. Kemudian dia marah dan berpikir dalam renungannya. Dalam berpikinya kemudian diperoleh kesimpulan sebab kemarahannya. Dia marah dihina karena percaya bahwa pesek itu jelek, mancung itu baik. Jadi, dia marah karena bukan karena dikatakan pesek, tetapi karena ada kesadaran bahwa pesek itu jelek.

Dari kasus tersebut, ada dua komponen yang dapat dipisahkan. Komponen pertama, ketika dia marah disebut kesadaran aktor. Aktor berlaku sesuai dengan script atau skenario. Skenarionya adalah pesek itu jelek dan mancung itu baik. Komponen kedua adalah kesadaran sutradara. Dia tidak lagi menjadi aktor, tapi menjadi sutradara yang mampu mengubah script. Dia tidak lagi percaya bahwa pesek itu jelek dan mancung itu baik. Karena script-nya yang telah berubah maka dia tidak lagi marah ketika dikatakan pesek. Ada jarak antara kesadaran aktor dan kesadaran sutradara. Jarak ini lah yang harus dikembangkan dan disadari setiap saat.

Banyak orang yang belum sadar akan kesadaran sutradara. Orang yang tidak menggunakan kesadaran sutradara biasanya berlaku berdasarkan nalurinya. Dia tidak bisa mendesain skenarionya sendiri. Ia hanya bisa berjalan berdasarkan skenarionya tanpa sengaja.

Ketakutan, kekhawatiran, kemarahan, kesedihan, dan semua loncatan emosi adalah skenario yang belum tepat. Inilah yang harus dikendalikan dengan kesadaran sutradara. Tugas manusia adalah mengetahui limitasi untuk menuju kesadaran sutradara. Mas Sabrang kemudian mencontohkan tentang ketakutannya kepada air yang disebabkan pengalamannya. Suatu hari Mas Sabrang ke kolam renang yang paling dalam untuk mencoba menghilangkan ketakutannya. Contoh lain berdasarkan pengalaman Mas Sabrang adalah ketidakbisaannya dalam keterampilan menggambar.

Dalam Islam berlaku bahwa siapa yang menemukan dirinya maka dia menemukan Tuhannya. Salah satu bagian dari menemukan diri adalah berlaku dengan indikasi-indikasi sutradara. Kalau sudah tidak ada loncatan emosi maka akan menjadi jiwa yang tenang. Menemukan Tuhan berarti menjadi jiwa yang tenang.

Penjelasan Mas Sabrang ini kemudian dihubungkan dengan kasus patah hati dalam percintaan yang sedari awal dibahas di BbW. Rentang kesadaran aktor dan kesadaran sutradara adalah waktu yang dibutuhkan untuk transformasi dari aktor menjadi sutradara. Kalau sudah menjadi sutradara, kita mempunyai kontrol penuh terhadap skenario sehingga aktor mempunyai sikap terhadap skenario. Konsep mupus adalah bagaimana sutradara membuat aktor terkontrol dengan baik.

Mupus adalah modal utama Orang Indonesia untuk menghadapi ketidakberesan yang terjadi di Indonesia. Penerapan mupus dalam kehidupan adalah mencari perspektif untuk menertawakan kestressan dalam kehidupan. Contohnya adalah segala hal yang serius di Indonesia dibuat guyonan. Ini adalah salah satu kelebihan Orang Indonesia. Sangat sulit untuk membuat Orang Indonesia stress karena metodologi mupus sudah tertanam di dalam diri setiap Orang Indonesia.

Fungsi mupus adalah mengendalikan masalah bukan menghilangkan masalah. Segala hal yang masuk ke otak tidak bisa dihilangkan, namun bisa dikendalikan dengan menggunakan metodologi mupus. Mas Sabrang menghubungkan dengan otak yang merupakan keranjang sampah. Kita harus mengontrol segala hal yang masuk ke dalam diri dan menempatkan yang tidak berguna di tempat sampah.

Metodologi canggih untuk mengontrol tempat sampah adalah mupus. Mupus bukan melupakan, bukan membuang. Mupus adalah mengontrol informasi, mengontrol keadaan sehingga efek pada diri adalah menumbuhkan, bukan menghancurkan. Demikian tukas Mas Sabrang sebelum break hiburan dari band yang digawangi para penggiat BbW. Lagu “Pupus” dan “Bawalah Aku” menghibur JM sebelum sesi pertanyaan.

***

5 • METODE ‘ MENCARI TUHAN ‘

Beberapa JM maju ke panggung untuk mengajukan pertanyaan. Mbak Evi menanyakan tentang pilihan yang seharusnya diambil. Mas Mustakfirin menanyakan tentang konsep yang aplikatif untuk menghadirkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Mas Binawas bertanya kepada Kyai Muzammil tentang salah satu ayat dari Allah tentang logika menerima perbuatan baik. Mas Arham mengungkapkan tentang kegagalannya dalam mengaplikasikan sikap mupus berhubungan dengan profesi HRD dalam perusahaan. Mas Aldi mengungkapkan bahwa dia menemukan kebahagiaan dalam berMaiyah. Beliau juga menanyakan tentang proses terefektif untuk bangkit dari keterpurukan.

Mas Sabrang langsung menjawab beberapa pertanyaan dan permasalahan dari JM. Metode yang efektif untuk menghadirkan Tuhan sangat tergantung dengan pencarian pribadi masing-masing orang. Metode yang cocok dan aplikatif bagi seseorang belum tentu cocok bagi orang lain. Ada yang mengingat Tuhan dengan cara yang mengingat metromini. Ada yang mengingat Tuhan dangan cara mengingat salah satu bagian tubuh. Ada yang mengingat Tuhan dengan mengingat udara yang masuk ke dalam diri. Akan lebih otentik ketika kita menemukan metode sendiri yang paling aplikatif untuk mengingat Tuhan.

Menjawab pertanyaan tentang mengambil langkah dalam hidup, Mas Sabrang mencontohkan tentang seorang HRD yang memecat 3000 orang dan yang terakhir adalah memecat diri sendiri. Dalam langkah hidup kita tidak pernah tahu benar atau salah. Yang bisa melihat benar dan salah dalam langkah hidup adalah waktu. Kesalahan sekarang bisa menjadi kebenaran yang membawa kepada sebuah tujuan. Keputusan benar atau salah juga sangat terkait dengan ketenangan kita atas keputusan yang kita ambil di kemudian hari. Keputusan selalu memiliki konsekwensi yang berbeda, tinggal keputusan mana yang kita ambil untuk membawa kepada kebaikan.

Mas Sabrang kemudian menggiring pembahasan kepada kebenaran. Kitab adalah catatan kebenaran. Tuhan tidak pernah salah terhadap segala pengalaman hidup kita. Harus dibedakan antara yang kita alami dan kita pahami. Yang kita alami adalah kebenaran, sedangkan yang kita pahami tentang pengalaman belum tentu kebenaran. Hidup kita berisi catatan kebenaran atau kitab mulai dari lahir hingga kini. Ini adalah bentuk kitab suci dalam bentuk yang lain. Kalau kita mempelajari pengalaman masing-masing berarti kita mempelajari kitab kebenaran berdasarkan pengalaman. Mupus bertujuan agar pikiran kita titis, agar melihat pengalaman sebagai pelajaran untuk memahami hidup. Jadi, yang paling tahu tentang diri masing-masing adalah kita sendiri dengan kitab pengalaman masing-masing. Temukan Tuhan dalam kitab tersebut.

Mas Sabrang kemudian menjelaskan tentang Munggah level. Satu titik pengalaman adalah naik level dari level sebelumnya.

Konsep move on bukan berarti lari dari apa yang terjadi, namun pengalaman sudah tunai melakukan tugasnya. Ketika kita menemukan pelajaran dalam setiap masalah, maka tunailah permasalahan tunai memberikan ilmu kepada kita.

Menjawab pertanyaan tentang tempat iblis di dalam segitiga cinta, Kyai Muzammil mengungkapkan bahwa Iblis bersemayam di dalam diri manusia. Iblis ada di dalam pikiran dan aliran darah kita. Iblis adalah skenario yang dibuat Allah agar terjadi dialektika dalam kehidupan. Kalau segitiga cinta diterapkan, kecenderungan manusia untuk menjadi Iblis akan hilang.

Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu kerjakan. Berikut terjemahan nukilan Ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar pertanyaan JM tentang perbuatan baik dan buruk. Perbuatan adalah efek karena adanya manusia. Perbuatan baik dan buruk adalah perspektif dari manusia. Kyai Muzammil mengambil rujukan dari Al-Hikam. “Sebuah perbuatan kemaksiatan yang menyebabkan kamu berendah hati karena merasa lemah lebih baik daripada ketaatan yang membuat kamu sombong.”

6 • MENJAGA SEGITIGA MAIYAH

Mas Sabrang menambahkan bahwa dalam segitiga Maiyah yang ditunjukkan adalah hubungan yang seharusnya dijaga. Jangan sampai putus tali segitiga yang membatasi lingkaran di dalamnya. Seruwet-ruwetnya apa yang terjadi dalam lingkaran, dia berada dalam segitiga. Kalau Iblis sudah memotong tali antara segitiga, kesempatan lingkaran akan semakin besar. Iblis memiliki potensi bertempat di manapun dalam solusi segitiga cinta dalam Maiyah.

Mengakhiri perjamuan cinta malam itu, Mas Sabrang tak kuasa menolak permintaan JM untuk menyumbangkan suara khas Letto dengan diiringi oleh petikan gitar dari Mas Hari.

Ingatkat engkau kepada

Embun pagi bersahaja

Yang menemanimu sebelum cahaya

Ingatkah engkau kepada

Angin yang berhembus mesra

Yang kan membelaimu cinta

Lantunan ‘Sebelum Cahaya’ serasa menghantarkan kesadaran kepada segitiga cinta Allah-Rasulullah-Manusia. ‘Kasih Tak Memilih’ dalam lantunan kedua Mas Sabrang mengantarkan JM BbW untuk mupus, munggah level.

Kyai Muzammil menutup pertemuan dari Al-Hikam. “Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia yang menampakkan segala sesuatu. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia yang tampak dengan segala sesuatu. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi sesuatu, padahal Dia yang tampak di dalam semua sesuatu. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia yang tampak untuk semua sesuatu. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia yang tampak sebelum segala sesuatu itu wujud. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia lebih tampak dari semuannya. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia satu-satunya yang tidak ada sesuatu bersama Dia. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal Dia lebih dekat kepadamu dari segala sesuatu. Bagaimana bisa tergambarkan Dia terhalangi oleh sesuatu, padahal tanpa Dia semuanya tidak ada.”

7 • MUPUS MENENANGKAN HATI

“Betapa sederhana Maiyah mendapat kebahagiaan. Perjalanan kita masing-masing adalah skenario yang akan kita serahkan kepada Tuhan. Kita membuktikan hipotesis dan teori masing-masing untuk dihadapkan kepada Tuhan. Belajar dari pengalaman, belajar dari kitab dalam diri kita, belajar dari petunjuk yang diberikan para Nabi yang diberikan melalui kitab-kitab. Belajar dari alam, belajar dari semuannya dan semoga kita bisa disatukan kembali di alam manapun. Kebahagiaan hanya ada ketika kita mengetahui dan menyentuh apa yang sejati. Semoga kita semua diberi hidayah, semoga kita semua diberi keselamatan, semoga kita semua selalu dijaga martabatnya. Gunakan mupus bukan untuk membuang masalah atau lari dari masalah. Gunakan mupus untuk membuatmu lebih fokus dan tenang di dalam hati. Tetes-tetes hujan ini menyadari bahwa semua akan kembali ke lautan. Semoga di lautan kita diterima dengan tangan terbuka dan menjadi bagian untuk menampung semua kotoran menjadi bersih kembali. Semoga kita di-ridho-i oleh Tuhan atas semua yang kita lakukan.” – Sabrang MDP

Begitulah closing statement dari Mas Sabrang sebelum mengalunnya shalawat yang dipimpin Cak Luthfi. Untuk menjaga dinamika energi, Kyai Muzammil langsung menyambung doa sebagai penutup BbW di awal 2017 ini.

Red : Tim Reportase BangbangWetan/2017