Oleh : Prayogi R Saputra Rambut perempuan tua itu sudah sepenuhnya putih sejak Ji Khan mulai bisa mengingat. Tubuhnya kurus. Pipinya tirus. Kulitnya keriput.
SelengkapnyaOleh : Prayogi R Saputra Malam itu, ah bukan! Tepatnya, dini hari itu, kami akan melakukan sholat malam serta berzikir. Lama. Biasanya hingga menjelang
SelengkapnyaOleh : Prayogi R Saputra Mentrik seorang guru sekolah dasar. Dia belum satu tahun diangkat jadi pegawai negeri. Setiap pagi, dia mengenakan seragam guru dan
SelengkapnyaOleh : Prayogi R Saputra Petang itu, tak seperti petang-petang biasanya, Tonadi tinggal di rumah. Dia menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di beranda belakang menghadap
SelengkapnyaOleh : Prayogi R Saputra Sukardji duduk tenang di beranda rumah. Dia menghisap sebatang rokok kretek tjap DJiTu. Suara cengkeh yang terbakar gemeretak memecah kesunyian
SelengkapnyaOleh : Prayogi R Saputra Gadis kecil itu berdiri di pekarangan. Beberapa kali dia nampak mondar-mandir mengambil air dan menuangkannya ke panci kecil. Lalu, dia
Selengkapnya