Arsip, Reportase

Reportase BbW 1 DEKADE “MENEMANI WAKTU, MENGARUNGI JAMAN”

reportasebbw1dekade

REPORTASE BbW 1 DEKADE September 2016

“Hari ini saya beri hadiah kepada BbW. Kalau biasanya hadiah itu menyenangkan, kali ini mungkin tidak begitu menyenangkan, tetapi menyehatkan”.Begitu kalimat pembuka dari Mas Sabrang MDP.

Hadiah tersebut adalah pertanyaan dari Mas Sabrang yang mengajak kita untuk belajar tentang kesadaran waktu.“BbW ini yang ke 10 tahun? Atau BbW yang sudah 10 tahun?”.Beda konsep pertanyaan tersebut adalah, yang ‘ke’ menunjukkan titik waktu, sedangkan yang ‘sudah’ menunjukkan rentang waktu.

    Ada banyak cara memandang waktu, bukan hanya titik tapi juga rentang sejak kapan. Kuda-kuda memandang waktu mempengaruhi perilaku, cara berpikir, dan eksplorasi kita terhadap penggunanaan waktu tersebut.

Mas Sabrang menjelaskan dengan sebuah analogi PR (pekerjaan rumah). Kita mengerjakan PR tersebut untuk usaha waktu jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang!? Kalau jangka pendek yang kita peroleh hanyalah nilai, untuk jangka menengah kita bisa mengerjakan PR dalam rangka sekalian berlatih untuk menghadapi ujian semester, sedangkan dalam jangka panjang kita mengerjakan PR untuk belajar hidup di dunia nyata.

Analogi lain dari kesadaran waktu adalah sebuah warung. Apabila pemilik warung ingin usahanya langgeng, maka harus memikirkan jangka panjang yaitu mutu dari makanan yang dijualnya.Hal tersebut tentunya juga diikuti usaha jangka menengah yaitu keramahan pelayanan.Dan, jangan hanya memikirkan usaha jangka pendek saja yang berupa uang.

Lalu bagaimana dengan BbW!? BbW ini merupakan usaha jangka pendek, menengah, atau panjang?Salah satu atau semuanya?

Pak Dudung mencoba menjawab pertanyaan tersebut mewakili semuanya.Menurut beliau, BbW adalah usaha jangka panjang.Walaupun mau tidak mau dalam perjalanannya tetap harus ada pencapaian jangka pendek dan menengah.

Ulang tahun selalu dikaitkan dengan waktu, dan mengarungi jaman adalah jangka yang amat sangat panjang. Memilih untuk istiqomah tidak memakai sponsor sejak pelaksanaan BbW perdana merupakan salah satu contoh dari cara berpikir jangka panjang.

Mas Sabrang menjelaskan kembali.Ada juga hal-hal sederhana yang awalnya hanya usaha jangka pendek namun tak disadari menjadi jangka panjang.Ukuran rel contohnya.Awalnya rel dibuat untuk memudahkan alur roda pedati tanpa adanya perhitungan ukuran yang benar-benar matang.Namun, sekarang ukuran tersebut justru menjadi ukuran internasional.Beliau berharap kepada Jamaah Maiyah (JM) ada kesadaran seperti itu.Ada kesadaran jangka panjang, menengah, dan pendek.

Beliau juga berharap agar Maiyah membangun budaya terbuka dan toleransi. Seperti halnya contoh rel diatas dan penemu listrik yang bahkan tak pernah menikmati nikmatnya AC (air conditioner) akibat dari listrik temuannya, maka sudah siap dan relakah apabila para JM sekarang tak merasakan dan justru anak cucu kitalah yang merasakan akibat dari nilai-nilai Maiyah yang kita pupuk sekarang!? Sebuah pertanyaan retoris yang langsung dijawab “tidak masalah!” oleh para JM.

bbwsep-1-dekade

Janganlah jadi orang yang gegemongso (tidak sabaran), karena hal tersebut bisa membuat tidak selarasnya waktu dan energi yang dikeluarkan. Orang yang tidak sabar dengan proses adalah orang yang takut kehabisan waktu. Padahal banyak hal di dunia ini yang tak bisa dipaksakan.Seperti halnya jabang bayi yang membutuhkan waktu tertentu untuk lahir normal ke dunia ini, begitu juga dengan lahirnya peradaban baru.Tak usah dipaksakan. Apabila telah waktunya, maka peradaban baru tersebut akan lahir secara sehat dengan sendirinya.

Selain memaparkan ilmunya tentang kesadaran waktu tersebut, Mas Sabrang juga sedikit memberikan kesan personalitasnya terhadap BbW. Menurut beliau, awal-awal datang ke BbW adalah masa-masa yang mampu membuatnya sangat murup. Mulai dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang sangat absurd hingga karakter jamaah yang sangat berbeda dengan yang lainnya. Yang ditangkap beliau dari BbW adalah adanya sebuah gejolak api yang besar. Positif namun bisa berbahaya. Mas Sabrang tak mempermasalahkan hal tersebut dan justru menangkap hal tersebut sebagai sebuah potensi yang mampu membentuk ekosistem yang lebih lengkap apabila dikelola dan bekerjasama dengan yang lain.

Bukan hanya Mas Sabrang yang mempunyai hadiah kepada BbW. Salah seorang jamaah BbW, Khairul Suyanto, tiba-tiba naik ke atas panggung untuk memberikan guratan pena berbingkai yang membentuk wajah vokalis Letto tersebut. Hal tersebut yang tentunya langsung diterima dengan senyuman oleh beliau dan membuat suasana forum semakin semarak.

Terakhir, pesan dari Mas Sabrang adalah bahwa Maiyah itu membangun saat ini, besok, dan masa depan. BbW sudah membuktikan bahwa dirinya berorientasi untuk jangka panjang.

“BbW jadilah dirinya sendiri, dipertajam, diperdalam, semakin memahami, dan semakin maju… “ – Sabrang MDP

#BbW1Dekade
Malam cerah di bawah tegaknya Tugu Pahlawan Surabaya pada 20 September 2016 menandakan tepat 1 dekade BbW diselenggarakan. Mas Sabrang yang hadir menjadi sebuah hadiah tersendiri bagi semakin semaraknya BbW 1 Dekade ini. Tentunya itu ditambah dengan hadirnya saudara-saudara dari simpul Maiyah lain; Letjen TNI Mar. (Purn.) Suharto, mantan komandan Korps Marinir ke-12; Brigjen TNI (Purn.) Adityawarman Thaha – pernah menjadi staf ahli Panglima TNI, Korps Zeni AD, Infanteri, dan terakhir bertugas di Kostrad; Beben Jazz – Jazzer yang biasa menemani Jamaah Kenduri Cinta, Jakarta; Kyai Muzammil; dan Cak Nun (mbah nun).

Selain memberikan tanda mata untuk Mas Sabrang, Khairul Suyanto (atau yang akrab disapa Irul) pulalah yang memrakarsai dan mengaplikasikan sendiri idenya tentang 18 lampion sebagai media bagi beragam foto yang menangkap perjalanan 10 tahun BbW. Sebuah hal yang belum pernah ada sebelumnya di BbW. Tak lupa tampilan slide “1 Kamera untuk 1 Dekade” karya Mas Alik dan Cak Toha – tim dokumentasi BbW – yang ditampilkan di layar secara berkala yang berisikan pesan, kesan, kritik, saran, dan ucapan untuk BbW 1 Dekade dari banyak tokoh dan para JM, serta barikan (nasi dengan penyajian khas Jawa Timur) dan jajanan yang dikumpulkan dari hasil sumbangan para jamaah yang disantap bersama-sama sembari ber-Maiyahan, semua terasa istimewa dan semarak. Seistimewa dan sesemarak tawa jamaah saat ada seorang anak yang menangis di atas panggung karena terpisah dari orang tuanya.Semuanya untuk BbW 1 Dekade.

Tak lengkap rasanya BbW ini apabila Pak Dudung sebagai Kumendan tak memberikan kata-katanya.Dalam kata-kata singkatnya, Pak Dudung mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memperjalankan BbW hingga mampu berproses dari pertama terselenggara hingga edisi malam ini di bawah Tugu Pahlawan Surabaya. Sebuah hal yang awalnya tak disangka bahwa akan berjalan sejauh ini. Apakah ini sebuah kesanggupan dan kemampuan kita yang dimiliki sendiri!? Ini bukanlah sebuah pencapaian.Ini semua karena ridho Allah SWT.Serta, terima kasih kepada para jamaah atas semua kontribusinya. Baik itu dana, pikiran, dan tenaga sehingga BbW mampu menjaga kemandiriannya tanpa sponsor.

Mas Acang (Moh.Hasanuddin) dan Wak Mad (Rachmad Rudiyanto) sebagai perwakilan sifat BbW juga turut memberikan kata-katanya. Mas Acang merasa selama ini merasa ditemani oleh BbW. Selain itu Mas Acang memberikan 4 poin dalam terlaksananya BbW sejauh ini, yaitu kesetiaan menemani, kesetiaan penggiat, konsistensi penyelenggaraan dan jamaah, dan kemandirian.

Sedangkan Wak Mad pertama mengucapkan terimakasih kepada Cak Nun yang telah angon BbW selama 10 tahun. Wak Mad menjelaskan sedikit tentang perbedaan mengaji di BbW bahwa di sini tak hanya mengaji surga neraka saja, tetapi juga diarahkan memakai cara berfikir yang benar dan belajar menata hati. Sehingga sering kali kita berperilaku, berpikir, merasakan baru kemudian menemukan ayat-ayatnya.Sering disini kita menemukan keajaiban personal.Paseduluran yang melebihi teman di lingkungan lainnya.Sering pula masalah-masalah kita terjawab dengan sendirinya tanpa perlu kita menanyakannya. Itu menurut Wak Mad karena Allah SWT ngetok temen, Allah SWT ber-tajalli temen. Pesan Wak Mad bagi jamaah sangat singkat, yaitu “ Ayo Istiqomah…!”

Gravitatif Terhadap Allah dan Mengharap Syafaat Rasulallah

Mari bersama berlatih fisik, mental, dan pikiran untuk tegak lurus terhadap Allah.Begitu Cak Nun membuka wedaran ilmunya.Barang siapa tidak tegak lurus kepada Allah, maka dia akan mengalami kemiringan, kemudian keambrukan. Seluruh alam dan seluruh ciptaan manusia semua taat kepada syariat Allah.Manusia secara fisik juga harus tegak lurus terhadap gravitasi bumi.Aturlah sedemikian rupa tubuhmu agar gravitatif. Demikian juga dengan faktor lain yang ada padamu, seperti pikiran, hati, ada komprehensi dari faktor dalam jiwamu, output mental, dan keberanian atau takutmu juga harus gravitatif terhadap Allah.

Siapkanlah pikiran untuk ibtasimu bihablillah.Dalam teologi disebutpresisi tauhid.Dalam dunia intelektual disebut presisi objektivitas.Dalam hati disebut presisi aslama yuslimu islaman. Mari menyerah kepada Allah, tak ada pilihan lain selain posisi menyerah kepada Allah.

Bagi JM semua hal yang diterima menjadi peringatan dan juga rizki.Semua bisa menjadi kenikmatan, menjadi pelajaran, menjadi landasan untuk kerja keras berikutnya. Supaya mudah menemukan kemudahan didalam kesulitan dan sebaliknya, maka harus memenuhi training workshop 3 tahap: pertama punya kemampuan melapangkan dada. Melapangkan dada adalah perjuanganmu. Kedua mampu mengelaborasi masalah. Ketiga mampu me-manage masalah.

Seperti firman Allah yang terdapat dalam surat Al-Insyirah, alam nasyrah laka shadraka, yang kemudian ditadabburi oleh Cak Nun. Tidakkah kami melapangkan dadamu.Yang dimaksud dalam kata kami adalah Allah, dll.Itu berarti juga termasuk manusia.Karena manusia adalah bagian dari Allah.Manusia representasi dari kerja Allah.Maka yang melapangkan dadamu adalah kamu sendiri supaya Allah menuntaskan kelapangan dadamu.Kamu yang harus menanam padi, Allah yang memanenkannya.

Warafa’naa laka dzikraka. Anda harus membangun martabatmu setiap hari.Fa-idzaa faraghta faanshab.Kamu harus meneruskan kerja keras itu secara lebih maksimal. Oleh karena itulah,

Cak Nun sangat mengandalkan anda semua (JM) untuk bekerja keras membangun kembali negara yg ambruk ini.Anda betul-betul memegang amanat yang luar biasa besar sehingga anda harus menyiapkan semuanya.

Fisik mungkin hanya bisa bertahan 60-70 tahun.Amal bakti / sholeh dan fungsi sosial bisa bertahan 100-200 tahun.Pemikiran, cita-cita, mimpi bisa bertahan sekian ratus tahun.Namun, rohani bisa hidup abadi.Kholidina fiiha abada.

    Anda harus ikhlas datang ke BbW atau Maiyahan bahwa akan ada sesuatu yang bisa bermanfaat besok pagi, bulan depan, dan saat tua / bagi anakmu kelak. Karena Maiyah persentase terbesarnya adalah persentase pohon jati. Persentase masa depan. Sedangkan, yang bakal menjadi perahunya adalah syafaat Rasullallah SAW.

Indonesia kalau hanya mengandalkan kita termasuk militer dan kaum intelektual belumlah cukup untuk menyelamatkan Indonesia.Kita masih harus memohon kepada Allah dan mengharap syafaat Rasul. Untuk itu mari bersholawat…

bbw-1-dekade7

Sebelum mengakhiri pemaparan sesi pertama ini, Cak Nun memberikan sebuah pertanyaan kepada kita semua.

“Anda ini posisinya dititipi Maiyah oleh Allah dan terserah dipakai untuk apa dan siapa? Atau dititipi Indonesia, disangoni Maiyah?”, tanya Cak Nun kepada kita semua.

Pertanyaan yang masing-masing dari kita harus mencari jawabannya.

Bab Runtuhnya Kedaulatan Negara dan Hilangnya Martabat Bangsa
Letjen TNI Mar. (Purn.)Suharto yang pernah menjadi Komandan Korps Marinir ke-12 membuka paparannya dengan mengatakan bahwa masyarakat kecil di Indonesia belum mapan karena semua dilakukan oleh kartel.Garam beli dari luar.Pabrik gula dimatikan agar gula juga bisa beli dari luar.Karena di Republik Indonesia (RI) dari 90 %, pribumi hanya menguasai kurang dari 1% sektor ekonomi.Karena hal tersebutlah, bisa dikatakan RI sudah tak berdaulat lagi.

Contoh lain adalah tak adanya tambang yang dikuasai negara kita. Indonesia mempunyai 69 tambang emas.Tumpang Pitu yang merupakan tambang emas nomor 10 di Indonesia bisa menghasilkan pendapatan sebesar 2000 Trilliun/tahun.Sedangkan Freeport yang merupakan tambang emas nomor 1 di Indonesia sekaligus dunia bisa menghasilkan pendapatan sebesar 8000 Trilliun/tahun. Kalau diambil rata-rata pendapatan sebesar 5000 Trilliun/tahun dari 10 besar tambang emas di Indonesia, dan dibagikan ke seluruh warga Indonesai, maka rata-rata warga negara Indonesia bisa mendapatkan 200 juta/orang. Kalkulasi sederhana tersebut belum termasuk dari tambang batubara, gas alam, minyak bumi, dll.Negara ini sebenarnya bisa menjadi paling makmur di dunia.Negara ini merupakan Atlantik yg hilang.

Dari sektor sosial budayapun juga tak berdaulat.Negara kita dihujani narkoba, vaksin palsu, obat palsu, dan lainnya.Secara politik, salah satu lantai gedung DPR RI telah diisi orang asing yang mengatur dan mengendalikan perubahan UUD 1945 menjadi UUD 2002. Dari 37 pasal, 31 pasal telah diubah. Dalam pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan UUD 1945, ada 9 kata-kata kedaulatan.Dari semua itu hanya pembukaan yang belum diubah.Dalam pasal 6 yang berbunyi Presiden adalah warga Negara Indonesia asli.Kata ‘asli’nya telah dibuang.Sehingga siapa saja asal mempunyai paspor Indonesia bisa menjadi presiden di negara ini.Kalau ini dibiarkan, anak cucu kita bisa menjadi seperti orang Aborigin di Australia dan orang Temasik di Singapura.Ini bukan SARA tetapi masalah kedaulatan.

    Founding father kita berjuang cuma untuk satu hal, yaitu kedaulatan.Sekarang kedaulatan tidaklah ada.Itu semua terjadi karena kita meninggalkan hulunya, yaitu UUD 1945.Dan, hulu dari UUD 45 adalah Pancasila.Menurut beliau, Pancasila adalah dari Allah.Pancasila wujud dari basmalah.Bismillah merupakan sila pertama.Ar-Rohman dan Ar-Rohim adalah sila kedua hingga kelima.Tak ada Rohman dan Rohim kalau tak ada kemanusiaan yg adil dan beradab.Mana bisa ada Rohman dan Rohim kalau tidak ada kebersamaan, kekeluargaan, persatuan Indonesia.Mana bisa ada Rohman dan Rohim kalau tak ada musyawarah untuk mufakat.

Republik ini isinya hanya sandiwara saja.Karena tak ada kedaulatan dan krisis moral. Revolusi mental yang sekarang didengung-dengungkan hanyalah copy paste dari kata-kata Bung Karno. Yang perlu dilakukan sekarang adalah Revolusi Akhlak.Mari Revolusi Akhlak tersebut dimulai dari diri sendiri dan BangbangWetan.

Jenderal Suharto juga menyempatkan bercerita tentang pengalamannya pada tahun 1998 saat mengirim marinir TNI AL ke Jakarta untuk berinisiatif mempertahankan Jakarta dari serangan Amerika. Saat itu, 60 mil didepan Tanjung Priok ada unsur armada 7 Amerika yang akan mendarat apabila ada 2 hal. Pertama, kalau ada kudeta militer.Kedua, kalau ada huru-hara yg masif. Kalau Amerika turun apakah kita berdaulat!?

Sejalan dengan Jenderal Suharto, Brigjen TNI Adityawarman Thaha – pernah menjadi staf ahli panglima TNI, Korps Zeni AD, Infanteri, dan terakhir di Kostrad juga menitikberatkan tentang runtuhnya kedaulatan negara.

Negara yang tidak berdaulat samadengan negara yang tidak bermartabat. Bangsa kita bukan hanya krisis, tapi juga kritis dan dalam bahaya.Bangsa ini rusak karena sistem dan konstitusi ditambah rezim yang tidak benar.Tidak bermaksud untuk SARA dan rasialis, tetapi menurut beliau yang merusak bangsa kita adalah mafia Cina.

Kenyataan dan faktanya dimulai dari jaman Orba, yang berbentuk kriminalitas, penggelapan, pencucian, perjudian, dan lain-lain.Ketika era Reformasi, mafia menggurita hingga masuk ke kehidupan politik (pemerintahan).Pelaksana pengubah UUD 1945 adalah mereka yang disogok dan dibayar serta dibeli dengan uang mafia.Mafia yang merupakan taipan-taipan tersebut bisa memindahkan Kapolda yang menggangu usaha mereka hingga Pangdam, bahkan membiayai Presiden melalui Podomoro.Uang mafia tersebut didapat dari hasil merampok kekayaan alam kita, penggelapan itulah yg mereka lakukan.

Kita harus kembali ke UUD 1945.Karena UUD sekarang betul-betul merusak sendi bangsa dengan tak ada lagi pasal yang mengharuskan Presiden adalah orang Indonesia asli.Betul-betul merusak sendi negara dengan tak ada laginya lembaga tertinggi negara yaitu MPR. Merusak kehidupan yang nyaman dengan adanya pemilihan langsung yang dibungkus dengan demokrasi, padahal masyarakat Indonesia belum benar-benar siap dengan pemilihan dengan cara semacam itu.

Jenderal Adi juga memberi saran kepada kita apabila akan melakukan suatu gerakan. Sarannya adalah, jangan anarkis dan jangan terpancing.Karena ini yg mereka kehendaki.Mafia-mafia itu sengaja menjebak kita agar anarkis sehingga mereka punya alasan untuk menindas kita.

Sebelum Pak Suko membuka pertanyaan kepada jamaah, Cak Nun terlebih dahulu menyampaikan beberapa hal yang mengerucut kepada pertanyaan.

Kalau Indonesia diibaratkan pasien, ada diagnosis untuk menentukan bagaimana terapinya bagi pasien tersebut. Kita harus mendiskusikan outputapa terkait apa yang dibahas dalam Maiyah.Cak Nun kemudian menjabarkan beberapa garis sejarah Indonesia yang belum terkuak di kalangan masyarakat umum.Kasus terbunuhnya John F. Kennedy yang terkait dengan Bung Karno dan Freeport, peristiwa 65, hingga peristiwa 98. Berdasarkan beberapa kasuistik tersebut, apakah kita akan melakukan revolusi fisik? Ataukah kita akan melakukan perubahan berdasarkan demokrasi yang ada dimana hal ini sangat mustahil karena berbagai aspek?

Sementara ini yang kita lakukan adalah solusi intelektual.Kita bukan lagi manusia Indonesia yang diproduksi oleh kesalahan konstruksi konstitusi.Kita adalah orang yang berpikiran baru yang telah dibentuk oleh Maiyah.Di dalam Maiyah kita dibiasakan untuk bermartabat.Yang kita rindukan adalah jalan keluar yang ditawarkan oleh TNI.Sementara itu jalan keluar yang kita yakini adalah jalan keluar spiritual.

Dalam kehidupan Rasulullah SAW tidak ada adzab langsung kepada umat Muhammad SAW.Karena rahmat dan cintanya Allah kepada Rasulullah SAW, Allah menunda adzabnya kepada umat Muhammad.Berbeda dengan umat-umat Nabi terdahulu yang diadzab kontan oleh Allah.Berkenaan dengan hal tersebut, Cak Nun menyadur salah satu ayat dari Al-Quran.Allah berfirman, “Dan Aku berkehendak untuk menolong dan membangkitkan orang-orang yang ditindas di muka bumi, dan akan Aku pergilirkan mereka menjadi pemimpin yang baru, dan akan menjadi pewaris dari kekuasaan dan kasih sayangKu”.

Allah tidak bisa digembirakan dan disusahkan oleh manusia. Tapi kenapa Allah marah ketika memberikan adzab kepada kaum Nuh, Hud, Luth, dan Rasul lain? Tak lain karena yang disakiti oleh umat manusia adalah kekasih Allah sendiri. Masalahnya sekarang, siapa yang dicintai Allah di Indonesia yang bisa membuatNya tersinggung ketika disakiti dan didzolimi!? Apa yang kita lakukan seperti ini secara terus menerus dengan keikhlasan dan tanpa pamrih apapun, hal ini akan meningkatkan cinta Allah kepada kita dan nanti akan sampai satu tingkat di mana kita resmi menjadi kekasih Allah, sehingga nanti kalau ada yang menyakiti kita Allah akan melindungi karena kekasihNya tersakiti.

Cak Nun kemudian menutup dengan mengajukan pertanyaan kepada kedua Jenderal tersebut.Apa formula untuk membangun kembali kedaulatan Bangsa Indonesia?

Pak Suko kemudian membuka pertanyaan kepada jamaah.Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan jamaah kebanyakan berhubungan dengan kenegaraan yang ditujukan untuk Jenderal Suharto dan Jenderal Adi. Mas Anto dari Surabaya menanyakan tentang cara menumbuhkan kepercayaan kepada pemimpin. Mas Argi menanyakan tentang menumbuhkan kepekaan terhadap kedaulatan.Mas Jono dari Malang menanyakan tentang strategi yang tepat untuk rakyat jika terjadi peperangan.Apakah syariat Islam bisa mengganti sistem Republik?Disampaikan oleh Kusno.Adri dari Nganjuk menanyakan tentang peristiwa lepasnya Timor-Timur dari Indonesia.

Jenderal Suharto langsung menjawab beberapa pertanyaan jamaah. TNI memiliki strategi pemberdayaan masyarakat yaitu mapping the people, connecting the people, collecting the people, projecting the people, yang terakhir revolution by people. TNI wajib turun kalau kedaulatan sudah luntur dalam berbagai bidang.TNI adalah bagian dari rakyat yang tugasnya menjaga kedaulatan rakyat.

Menjawab pertanyaan tentang strategi perang, Jenderal Suharto menjawab bahwa saat ini sudah tak ada perang fisik, yang ada adalah perang cyber melalui teknologi.Pola pikir kita telah diubah oleh media.Jangan terlalu percaya terhadap media, tandas Jenderal Suharto.

Jenderal Adi adalah tentara pertama yang masuk ke wilayah Timor Timur secara formal.Beliau kemudian menceritakan awal Timor Timur masuk ke wilayah Indonesia.Karena ketakutan Amerika jika Timor Timur dijadikan markas Uni Soviet, maka Amerika membujuk Indonesia untuk merebut Timor Timur dari Portugis.Setelah masuk ke wilayah Indonesia, Amerika dan Australia kembali mencari akal agar Indonesia melepaskan Timor Timur dari Indonesia lewat presiden saat itu.Jenderal Suharto menambahkan bahwa Australia ingin menguasai minyak di wilayah Timor Timur.Masyarakat Indonesia harus tetap bersatu karena bentuk penjajahan saat ini sudah sangat berbeda.

Terkait dengan Syariat Islam yang digunakan dalam pemerintahan, Jenderal Adi sangat percaya bahwa Islam akan bangkit dari Indonesia. Banyak sekali perbedaan antara Islam di Indonesia dengan Islam di negara lain. Indonesia mempunyai kekuatan tersembunyi, apalagi kalau digabungkan dengan nilai-nilai Islam. Banyak negara takut kepada Indonesia, sehingga negara lain mencoba merekayasa adu domba antar golongan masyarakat. Selain itu, selalu ada peran serta negara lain dalam pemilu yang menimbulkan perpecahan agama.

Setelah kedua Jenderal menjawab pertanyaan jamaah, Cak Nun mengambil alih pembicaraan untuk ganti menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.Jangan dipikir kalau ada orang yang dholim kepada kita adalah orang yang harus kita singkirkan dari kehidupan kita.Itu adalah salah satu bahan pembelajaran. Semua panglima perang yang baik adalah panglima yang belajar pada musuhnya, karena tanpa belajar terhadap musuh kita tak akan memenangkan perang.

Banyak tafsir yang berbeda tentang hak asasi manusia (HAM).Banyak hal di Indonesia yang anti kekerasan padahal kekerasan itu baik bagi kehidupan.Kita perlu keras dalam waktu dan situasi tertentu dan di tempat yang tepat.Yang harus kita lawan adalah anti kekejaman, bukan anti kekerasan.

Kita dijajah dengan bentuk yang baru.Penjajahan itu salah satunya melalui IT dan media. Maiyah adalah detox dari segala bentuk informasi yang masuk kepada kita. Secara teoretis, rakyat Indonesia harusnya sudah hancur lebur atas bentuk penjajahan yang baru, tetapi pada kenyataannya tidak.Bangsa Indonesia punya resistensi dan daya tahan yang sangat unik. Jangan dipikir Indonesia bisa dijajah dan hancur lebur dengan apa yang sudah direncanakan. Bangsa Indonesia, Jawa Timur khususnya memiliki bekal keberanian yang direalisasikan melalui Boneknya. Kita harus percaya diri bahwa kita memiliki pertahanan yang berbeda dan tidak dimiliki oleh negara lain di dunia. Di seluruh dunia, semakmur apapun tidak bisa melawak seperti Indonesia.Di Indonesia semelarat dan sesengsara apapun kondisi masyarakat, melawaknya tetap dahsyat.Kita memiliki daya tahan yang tak bisa dilawan oleh apapun.

“Kita tidak diskriminatif, kita tidak rasialis, kita tidak anti barat, kita tidak anti cina, kita adalah orang Islam.Yang kita lawan adalah kedoliman, penjajahan, dan perusakan kedaulatan.Kalau yang merusak kedaulatan adalah Jin, kita lawan. Siapapun ia yang merusak dan mendzolimi, kita lawan. Kita tidak anti setan, karena kita tak bisa dipengaruhi oleh setan atau siapapun”. Berikut penuturan Cak Nun melengkapi jawaban dari Jenderal.

“Hai para penjajah dari manapun, dari barat dan utara.Hitung kembali keputusannmu. Kamu pasti akan menjumpai situasi yang pasti berbeda dari penjajahan di tempat-tempat lain. Harap kau tahu, pelajarilah antropologi sejak awal penciptaan”. Cak Nun memberikan orasi singkat untuk menguatkan daya tahan masyarakat Indonesia.

Allah Maha Jazzy
Setelah penuturan kedua Jenderal diatas yang diselingi pemotongan tumpeng sebagai wujud syukur 1 dekade BbW dan serah terima secara simbolik kepada perwakilan jamaah dalam malam bertabur cahaya tersebut, Mas Beben Jazz yang semenjak tadi telah hadir di atas panggung mencoba berkolaborasi dengan grup musik dari Mas Hari dkk. Sebelum memulai aksinya, Mas Beben menyampaikan 2 hal, yang pertama bahwa bermain di Maiyah lebih membahagiakan daripada manggung di manapun.Yang kedua, Mas Beben menyampaikan bahwa Cak Nun adalah guru jazz bagi beliau.

Di tengah aksinya, Mas Beben menjelaskan bahwa jazz bukan hanya genre musik tetapi jazz adalah cara berpikir, jazz adalah cara hidup, dan cara menemukan Allah. Allah Maha Jazzy, kita bisa menemukan Allah dengan caratersendiri masing-masing.”Jazz adalah cara saya berdzikir”, tegas Mas Beben. “Allah adalah EO yang terbaik”, tukas Mas Beben lagi. Dalam Maiyah, beliau menemukan siapapun yang Allah ingin pertemukan.

Kekhalifahan dan Pemerintahan
Kyai Muzammil yang diminta Cak Nun untuk menjelaskan tentang kekhalifahan mulai mengambil giliran untuk memberikan beberapa tuturan keilmuannya.Dalam Islam ada bagian yang tidak boleh berubah, ada bagian yang selalu berubah-ubah sesuai dengan konteksnya.Dalam Islam ada usuludin dan ada furu’.Usul atau akar-akar agama bersifat stagnan, kaku, dan tidak boleh diubah.Tauhid tidak boleh berubah. Maka dalam agama ada unsur-unsur yang keras dan tidak akan berubah. Kyai Muzammil kemudian mengaitkan hal ini dengan sistem kenegaraan.Dasarnya negara adalah konstitusi yang tidak boleh berubah.Tetapi yang dilakukan oleh MPR yang lalu adalah perubahan konstitusi.

Dalam agama ada furu’ atau berarti cabang.Fiqh adalah cabang yang boleh diubah dan disesuaikan dengan konteks saat ini.Oleh karena itu Kyai Muzammil mengarang ‘Fiqh Muzammili’.Kemudian buah diibaratkan sebagai akhlak. Kedua hal ini adalah syariat.

Indonesia sudah benar-benar khilafah.Pemerintahnya disebut khalifah.Khalifah berarti menggantikan posisi pihak lain. Orang yang memerankan peran dari orang lain. Khalifah yang sebenar-benarnya adalah manusia dan semua alam semesta.Ada sifat-sifat Tuhan yang dilimpahkan oleh Tuhan kepada manusia dan alam semesta.Manusia memiliki porsi tertingggi untuk menerima sifat-sifat Tuhan.Manusia adalah Agency of Allah yang artinya adalah makhluk yang merepresentasi sifat-sifat Allah.Khilafah bukan sistem pemerintahan tetapi representasi atas sifat-sifat Rasulullah.Siapapun yang merepresentasi sifat Allah dan Rasulullah adalah Khalifah.Khalifah bukan sistem yang berbentuk padat tetapi adalah nilai.

Setelah penuturan dari Kyai Muzammil, Cak Nun sedikit menambahkan bahwa apapun sistem kenegaraannya, kalau pemimpin merepresentasikan sifat-sifat Allah dan Rasul Muhammad SAW, maka pemimpin tersebut disebut Khalifah.

    Tepat pukul 03.00 WIB Cak Nun kemudian mengajak jamaah untuk berdiri melantunkan‘indal qiyam dan pujian kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kyai Muzammil menyusul memanjatkan doa kepada Allah SAW dalam melengkapi majelis ilmu BangbangWetan. Di tengah-tengah doa, Cak Nun memberikan sedikit penuturan tentang drama ‘Lautan Jilbab’ yang digilir pementasannya kepada masyarakat Indonesia ketika tahun 1987-1988. Di masa itu ketika pemakai jilbab hanya segelintir orang, ibaratnya tidak sampai segayung air, terpilih judul Lautan Jilbab, suatu pilihan yang diyakini Cak Nun sebagai pilihan Allah sendiri. Terbukti kini jilbab menjadi pakaian yang dipakai mayoritas penduduk Indonesia, layaknya lautan. Jadi selama kita bersungguh-sungguh, terus menerus berjuang, yakin kepadaNya,Allah akan mengabulkan doa kita, mewujudkan perjuangan kita, cepat atau lambat.