Reportase Maiyah Bangbang Wetan “Syawalan Bersama Seniman Surabaya” PART 7
Dan ketika puasa kita dilatih untuk bercermin. Ketika sudah berhasil menemukan diri, kita sudah ketemu center kita, sudah seperti bayi lagi, maka akan sangat mungkin bagi kita merasakan kegembiraan atau ketertarikan pada banyak hal seperti ketika kita kecil, syukur-syukur kita bisa ingat perjanjian kita dengan Tuhan sebelum kita lahir.
Sebelum lahir, masing-masing dari kita kan ada perjanjian dulu sama Tuhan, kamu lahir orang tuanya siapa, mau belajar soal apa, PR-mu apa. Kalau kamu sibuk dengan hal-hal yang tidak fundamental (mendasar), sampai mati bisa jadi kamu tidak selesai dengan PR-mu, harus remidi dan mengulang.
Setiap tahun kita sebenarnya kan dilatih, dan Kanjeng Nabi ini ya bagus bener dalam memberikan contoh dan metode-metodenya. Puasa melatih center-mu, Sholat melatih mentalmu. Jadi kekuatan mental itu tidak diukur dari kesulitanya kamu mengerjakan sesuatu, tetapi dari (seberapa bisa bertahannya) kamu mengerjakan sesuatu yang mudah tetapi kontinyu/istiqomah.
Misalnya berhitunglah dari 1 hingga 30.000, gampang kan sebenarnya, tapi coba lakukan. Yang bisa berhasil berhitung dari 1 sampai 30.000, itu hanya kekuatan mental. Nah itu dilatih dengan sholat sehari-hari. Tidak ada orang yang suka sholat, karena jika banyak orang yang suka sholat maka sholat tidak akan diwajibkan. Maka justru itu, ketika anda merasa nyaman dalam hidup anda, anda seharusnya khawatir.