Reportase

Reportase Maiyah Bangbang Wetan “Syawalan Bersama Seniman Surabaya” PART 7

Kebenaran saja tidak cukup, kita harus memperhitungkan dimensi yang lain yaitu kebaikan. Kebenaran dan kebaikan pun juga belum cukup, karena harus juga indah. Oleh karena itu keindahan itu bukan hanya urusannya kesenian dan seniman, keindahan itu menjadi urusan kewajiban semua orang. Dan sebenarnya di setiap peristiwa dan keadaan yang anda alami sehari-hari, anda bisa hitung kapan keindahan itu ditinggalkan oleh orang-orang dan dianggap tidak penting.

Hampir semua pemikir agama, ulama’-ulama’ (saat ini), tidak peduli dengan keindahan ini. Salah satu contoh ada ulama’ itu memberikan potongan ayam kepada santrinya dengan cara melempar. Maukah anda diberi lauk ayam dengan dilemparkan ke anda. Anjing saja tidak akan mau. Jika ada orang yang tidak bisa membedakan antara anjing dan manusia, lantas itu disebut apa? Kan berari menjadi anjing saja dia belum, apalagi menjadi manusia. Jika dalam kesenian, ada karya seni yang bagus, sedang-sedang, dan jelek, nah yang seperti ini itu ibaratnya, jelek saja belum.

Nah teman-teman yang (mengaku) alim ini, saya sangat heran, betapa mereka tidak perduli dengan keindahan-keindahan manusia. Sebenar-benarnya hal, itu tidak bisa anda lakukan tanpa keindahan. Tidak ada indtitusi khusus keindahan, institusi khusus kebenaran, atau institusi khusus kebaikan, karena di setiap hal dalam hidup kita ketiga-tiganya harus menjadi satu harmoni, satu entitas, satu organisme.

Sebagaimana BangbangWetan ini bisa kamu sebut apa saja. Kuliah umum? Iya. Pengajian? Tidak salah. Acara lawakan (komedi)? Iya. Apakah pentas musik? Iya juga. Semuanya iya, sebab anda semua yang ada di sini adalah manusia-manusia sejati yang utuh (yang bisa menampung semua hal itu), yang fitri sebagaimana Allah menciptakan anda.

Tanpa terasa waktu telah mendekati angka 03.30 dini hari. Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama.

*Balai Pemuda, Surabaya –  Tgl : 23 Agustus 2013
Ditulis Oleh :  DEJEE (Diana / Red BbW)