Urunan Rekomendasi di Bangbang Wetan Januari
Urunan Rekomendasi di Bangbang Wetan Januari
“Harapan berikutnya, dengan adanya piagam ini setiap jamaah maiyah dapat menyandang kesadaran maqam (kedudukan) Maiyah serta bersama-sama dapat menjaga maqam Maiyah di hadapan Indonesia.”
Penggalan paragraf di atas adalah bagian akhir dari edaran berjudul Piagam Maiyah: Ide dan Gagasan yang disebarkan malam ini dalam lingkaran cinta Bangbang Wetan edisi Januari 2017. Di malam terang bertabur ilmu ini jamaah digiring untuk membuat lingkaran-lingkaran kecil berjumlah sekitar sepuluh orang. Beberapa jamaah dipilih acak dari beberapa lingkaran kecil untuk naik ke atas panggung, membuat lingkaran baru. Dalam lingkaran-lingkaran kecil, mereka berdiskusi untuk merumuskan ide dalam menyusun Piagam Maiyah.
Mengambil jargon “tak kenal maka tak sayang”, Mas Amin mengajak jamaah untuk saling berkenalan di dalam lingkarannya masing-masing. Diskusi berlangsung setelah perkenalan. Ide-ide mencuat dari pemikiran mereka. Contoh kasus mulai dituliskan untuk memantik sikap Orang Maiyah dalam menghadapi masalah untuk selanjutnya merumuskan kalima-kalimat rumusan piagam.
Piagam Maiyah mengambil semangat dari latar belakang Piagam Madinah yang pernah tercetus pada masa Rasulullah. Kisah di Madinah mungkin jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia saat ini. Namun, tidak ada salahnya kita mengambil nilai-nilai dari Piagam Madinah untuk dituangkan dalam piagam maiyah.
15 menit waktu yang diberikan oleh Mas Amin sebagai moderator masih terasa kurang namun tetap dimanfaatkan dengan baik oleh jamaah. Kalimat-kalimat yang dituliskan di form yang dibagikan kemudian diungkapkan di atas panggung oleh beberapa jamaah perwakilan dari lingkaran-lingkaran kecil.
Wajah mereka bersinar akibat taburan cahaya cinta malam ini. Ide-ide tertuang oleh diakusi-diskusi kecil seperti yang selalu dilakukan dalam maiyahan.
Redaksi ISIMBangbangWetan